WASPADA! Gejala Virus Corona pada Remaja tidak terlihat

You are currently viewing WASPADA! Gejala Virus Corona pada Remaja tidak terlihat

Gejala Virus Corona pada Remaja tidak terlihat

Virus Corona atau COVID-19 kini telah menyerang lebih dari 1,2 juta orang di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri Virus Corona ini sudah menyerang 2.273 orang yang tersebar di berbagai Provinsi dan terbanyak berasal dari Jakarta. Virus Corona ini sangat rentan terhadap orang lanjut usia. Namun, beberapa kasus juga memperlihatkan gejala corona pada anak muda tidak terlihat.

Melansir DW, sebuah informasi yang dikeluarkan oleh pemerintah China dan dilaporkan di surat kabar South Morning China Post (SCMP) menyebutkan adanya sejumlah silent carier, yaitu orang-orang yang dikonfirmasi positif Covid-19 tetapi tidak menunjukkan gejala apapun.  Adapun persentasenya dapat mencapai 30 persen.

Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan virus corona (COVID-19) Achmad Yurianto. Ia menjelaskan daya tahan tubuh anak muda memang baik, walaupun begitu masih ada risiko terkena virus corona. Gejala corona pada anak muda yang tak terlihat justru beresiko menyerang orang di sekitarnya ketika sang anak tidak mengisolasi diri karena merasa sehat. Kondisi ini yang menyebabkan penyebaran virus corona semakin cepat.

Dalam sebuah penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, dari 2.100 anak yang terinfeksi Covid-19 dan diamati di China, 90 persen diantaranya tidak mengalami gejala, mengalami gejala ringan, atau sedang. Hanya 5,9 persen dari total pasien yang diamati menunjukkan gejala atau kasus parah.

Peringatan yang sama disampaikan oleh Sekjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus “Hari ini saya punya pesan untuk kaum muda, anda tidak terkalahkan. Virus ini bisa membuat anda masuk rumah sakit selama berminggu-minggu atau bahkan membunuh anda.” Menurut Tedros orang usia muda bisa tertular virus corona dari orang lain.

Gejala dan Ciri-ciri

Selain itu ada alasan gejala corona pada anak muda tak terlihat. Pertama karena virus belum muncul atau masih dalam tahap inkubasi virus corona. Kedua, gejala corona anak muda tak terdeteksi karena sistem daya tahan tubuh yang baik. Namun, tubuh sang anak justru menjadi carrier atau pembawa virus dan dapat menyebarkan ke orang lain.

52 persen kasus ringan ditandai gejala khas flu seperti kelelahan, batuk, sakit tenggorokan, dan bersin. Beberapa pasien tidak memiliki gejala demam dan hanya mengalami gejala pencernaan seperti mual, muntah,sakit perut, dan diare. Pada kasus sedang 39 persen mengalami gejala pneumonia dengan demam dan batuk yang berulang, dimana batuk yang dialami adalah batuk kering yang kemudian diikuti oleh batuk basah. Beberapa penderita tidak memiliki sesak napas.

Pada kasus berat sekitar 5 persen seperti halnya dengan pasien yang membutuhkan perawatan insentif sekitar (0,4 persen). Gejala yang paling parah dalam kasus ini adalah dimulai dengan gejala masalah pernapasan yang disertai dengan masalah pencernaan. Kemudian dalam waktu 1 minggu, akan mengalami kesuliatan bernapas. Gejala-gejala tersebut dapat berkembang dengan cepat. Dapat menjadi penyakit kritis yaitu gangguan pernapasan akut atau mengalami kelainan disfungsi organ lain seperti gagal jantung.

Menurut WHO ciri-ciri virus corona adalah batuk, demam, dan sesak napas. Namun, ada beberapa gejala lain yang bisa terjadi, misalnya pilek, sakit tenggorokan, dan pusing.

Cara Mengatasi

Pengobatan pasien virus corona dilakukan secara intens dengan mengatasi gejala-gejala yang muncul. Bagi anak muda yang tidak memperlihatkan gejala virus corona maka social distancing menjadi cara memutus rantai penyebaran. Dengan begitu pandemi virus corona bisa teratasi.

Pentingnya social distancing, selama persentase orang-orang terinfeksi virus ini dan tidak menunjukkan gejala masih di atas 0 persen, social distancing selalu penting untuk dilakukan. Artinya, menjaga jarak secara fisik dengan setiap orang, terlepas dari apakah mereka terlihat sakit atau tidak.

Melansir Forbes, 15,5 persen hingga 20,2 persen mungkin tidak menunjukkan gejala dan yang lainnya mungkin hanya menunjukkan gejala ringan. Dari beberapa kasus, gejala ini sangat sulit untuk diidentifikasi, bergantung pada kondisi orang yang terpapar.  Sebab, orang yang berbeda akan memiliki kesadaran maupun toleransi gejala yang berbeda pula.  Untuk itu, social distancing menjadi penting di sini. Adanya ruang yang cukup antara satu orang dengan orang lain dapat menghilangkan rute transmisi atau penularan virus tersebut.

sumber : berbagai sumber

Share This :