Sejarah dan Tokoh Kesenian Wayang Golek

You are currently viewing Sejarah dan Tokoh Kesenian Wayang Golek

Wayang Golek berasal dari wilayah Pasundan, Jawa Barat. Penamaan Wayang terbentuk karena menyerupai bentuk manusia dan terbuat dari bahan kayu itulah disebut golek sehingga dinamakan wayang golek. Pertunjukan seni wayang golek merupakan seni pertunjukan teater rakyat yang banyak dipergelarkan. Di Jawa Barat, kesenian wayang difungsikan ke dalam dua bentuk pagelaran, yaitu sebagai media hiburan dan upacara ritual. Pertunjukkan wayang dilakukan secara tatap langsung, artinya ada tatap langsung antara dalang dengan penonton. Dalang bertindak sebagai pencerita maupun sebagai pemain wayang. 

Sejak 1920-an, selama pertunjukan wayang golek diiringi oleh sinden. Popularitas sinden pada masa-masa itu sangat tinggi sehingga mengalahkan popularitas dalang wayang itu sendiri, terutama ketika zamannya Upit Sarimanah dan Titim Patimah sekitar tahun 1960-an.

Sejarah Wayang Golek

Tahun 1583, salah satu penyebar agama islam yaitu sunan kudus pernah membuat +/- 70 buah wayang dari kayu. Wayang itu dimainkan siang dan malam hari dengan cerita lokal atau imajinasi sendiri dengan pesan agama Islam. Sunan Kudus menggunakan bentuk wayang golek awal ini untuk menyebarkan Islam di masyarakat.

Kesenian wayang kayu awalnya tidak begitu dikenal oleh masyarakat jawa, karena orang lebih dulu kenal dengan wayang dari kulit. Namun wayang golek Sunan Kudus itu menarik hati dari ulama atau sekurang-kurangnya santri Cirebon yang sedang berkunjung (atau berguru) ke wilayah Sunan Kudus. Akhirnya ide kesenian ini dibawa ke Cirebon.

Wayang Golek Masuk Ke Cirebon

Pementasan kesenian di tanah Parahyangan dimulai sejak Kesultanan Cirebon berada di tangan Panembahan Ratu (1540-1650) cicit dari Sunan Kudus. Yang dipertunjukan saat itu adalah wayang cepak (atau wayang golek papak), disebut demikian karena memiliki bentuk kepala yang datar.

Selanjutnya ketika kekuasaan Kesultanan Cirebon diteruskan oleh Pangeran Girilaya (1650-1662), wayang cepak semakin populer dimana kisah babad dan sejarah tanah Jawa menjadi inti cerita, yang tentunya masih sarat dengan muatan agama Islam.

Lalu wayang golek dengan cerita dari epos Hindustan seperti Ramayana dan Mahabarata seperti yang sekarang mulai hadir kisah-kisah Ramayana dan Mahabharata tersebut kemungkinan besar pertama kali lahir dan berkembang dalam pertunjukan wayang kulit. Semula kisah tersebut menggunakan bahasa Jawa. Namun, setelah banyak dalang-dalang dari kalangan orang Sunda, maka bahasa Sunda pun mulai menggantikan penggunaan bahasa Jawa.

Perkembangan selanjutnya adalah wayang golek purwa yang tidak bisa dilepaskan dari peran Wiranata Koesoemah III (Bupati Bandung ke-6). Beliau sangat menggemari wayang, tetapi ia menginginkan suatu pertunjukan yang lebih menarik dan memiliki nilai-nilai ke-sunda-an. Akhirnya ia meminta salah seorang pengrajin wayang kulit bernama Ki Darman (pegiat wayang kulit asal Tegal) di daerah Cibiru, Ujungberung, Bandung untuk membuat bentuk wayang ini yang lebih menarik dengan bentuk kepala / rupa yang benar-benar menyerupai manusia. Maka lahirlah bentuk Wayang Golek Sunda seperti yang kita lihat sekarang.

Wayang golek yang berasal dari tanah Pasundan ini semakin populer, tidak lagi sebatas konsumsi kaum menak, tapi masyarakat biasa pun mulai menggemari wayang ini. Kesenian wayang ini pun semakin menyebar ke segala penjuru Jawa Barat setelah dibukanya De Grote Postweg (Jalan Raya Daendels) yang menghubungkan daerah-daerah di Jawa Barat.

Baca juga : Mengenal Batik Mega Mendung

Macam-Macam Wayang Golek

1. Wayang Golek Papak

Terbuat dari kayu dan memiliki bentuk yang disebut “Papak” atau menyerupai manusia adalah salah satu bentuk seni tradisional yang unik dan indah di Indonesia. Wayang Papak masih dipertontonkan di daerah Cirebon, dengan kisah babad yang menggunakan bahasa Cirebon. 

2. Wayang Golek Purwa

Wayang Purwa, memainkan kisah Mahabharata dan Ramayana yang diadopsi dari pementasan wayang kulit namun menggunakan campuran bahasa Jawa dan bahasa Sunda. 

3. Wayang Golek Modern

Wayang pakuan, kisah yang ditampilkan adalah kisah-kisah legenda Priangan seperti Sangkuriang, Mundinglaya Dikusumah, Lutung Kasarung dan lain-lain.”Sejarah Wayang Golek”. West Java Kingdom.

Tokoh Wayang Golek

Dalam wayang golek, tokoh punakawan terdiri Semar, Cepot, Dawala, dan Gareng. Tokoh punakawan merupakan karakter khas dalam wayang Indonesia. Karakter ini akan mengindikasikan beragam peran, antara lain penasehat para kesatria, penghibur, kritik sosial, badut, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Berikut ini beberapa tokoh wayang golek lainnya yang perlu Anda tahu.

 

1. Hanoman

Seorang kera berbulu putih bernama Hanoman atau Anoman Perbanca Suta merupakan putra dari Batara Bayu dan Anjani. Dia dikenal memiliki umur yang sangat panjang karena tugasnya menyimpan sukma Rahwana dalam cupunya. Hanoman juga terkenal dengan kekuatan sakti mandra guna dan berbagai ajian yang dimilikinya, sehingga ia dapat dengan mudah kebal dari serangan musuh, bahkan konon bisa mengangkat gunung.

2. Aswatama

Aswatama adalah anak tunggal yang sangat dicintai oleh Resi Drona, guru dari Pandawa dan Kurawa, dalam kisah epik Mahabharata. Ia dikenal memiliki penampilan gagah, tinggi, dengan wajah tampan, kulit gelap, dan mata hitam yang memukau.

3. Arjuna

Arjuna, salah satu tokoh pewayangan paling terkenal, adalah putra ketiga dari Pandu dan Dewi Kunti. Ia diceritakan memiliki penampilan tampan dan kekuatan fisik yang luar biasa. Senjata-senjata andalannya, seperti keris Pancaroba, ali-ali ampal, dan panah Pasopati, membuatnya menjadi seorang pejuang yang tak terkalahkan. Selain itu, Arjuna juga memiliki seorang putra yang bernama Abimanyu.

4. Gatot Kaca

Gatotkaca adalah anak dari Arya Bima yang berasal dari keluarga Pandawa dan Arimbi. Ia memiliki kekuatan luar biasa, mampu terbang dan memiliki kekuatan sekuat otot besi dengan berbagai ajian sakti seperti brajamusti, krincing wesi, bajingiring, garuda ngapak, dan banyak lagi.

5. Bambang Kaca

Bambang Kaca adalah putra Gatot Kaca dan berperan sebagai benteng pertahanan utama kerajaan Astina pada masa pemerintahan Raja Prakesit, cucu Arjuna. Ia terkenal karena mengenakan pakaian antakusuma yang dahulu milik ayahnya, serta memiliki suara dan wibawa yang sangat mirip dengan sang ayah.

6. Dewi Drupadi

Dewi Drupadi adalah puteri Prabu Yudishtira yang dikenal sebagai wanita cantik, anggun, bijaksana, dan sabar, serta sangat patuh pada suaminya. Ia juga memiliki seorang putera yang bernama Pancawala.

7. Gareng

Gareng adalah tokoh pewayangan panakawan yang sering berperan sebagai penghibur dalam cerita, dan dia adalah anak bungsu dari Semar Badranaya dan Sutiragen.

8. Semar

Dalam kisahnya, Semar, yang juga dikenal sebagai Semar Bandranaya, adalah inkarnasi dewa Batara Ismaya. Ia menikahi Sutiragen, putri raja dari Kerajaan Sekarnumbe, dan bersama-sama mereka memiliki tiga anak: Cepot, Dawala, dan Gareng.

9. Cepot

Cepot, tokoh pewayangan golek terkenal di Tanah Sunda, dikenal dengan sifatnya yang humoris dan terkadang sedikit mengganggu. Ia seringkali berhasil menghadirkan keceriaan dalam cerita yang tegang, dan Cepot adalah anak pertama dari pasangan Semar dan Sutiragen.

10. Dawala

Dawala adalah anak kedua dari pasangan Semar dan Sutiragen, yang menjadi salah satu tokoh panakawan dalam cerita tradisional Jawa. Cerita tentangnya mengungkapkan sifatnya yang selalu ingin mengikuti Cepot, kakaknya, ke mana pun ia pergi.

Saat ini, wayang golek lebih dominan sebagai pertunjukkan rakyat. Wayang golek yang berasal dari pasundan ini memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan spiritual maupun materiil. Wayang ini kerap hadir ketika ada perayaan, hajatan, khitanan, pernikahan, dan lain-lain.

Naba Transport merupakan perusahaan transportasi terbesar dan lengkap di Cirebon. Anda bisa pilih berbagai jenis mobil sesuai kebutuhan seperti Toyota Avanza, Innova, Toyota Hiace, Mitsubishi Xpander, dan masih banyak lainnya. Naba Transport juga melayani Sewa Mobil lepas kunci, baik Harian maupun Bulanan (Jangka Panjang), kamu tak hanya bisa sewa mobil di Cirebon saja, karena selain di kota Cirebon, Naba Transport memiliki jaringan pelayanan di 40 kota besar di Indonesia Seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, Yogyakarta, Semarang, dan kota-kota besar lainnya.

HUBUNGI KAMI

WhatsApp / Call

Follow Us

Share This :