Naba Rent Car
Virus corona (CoV) adalah keluarga besar virus yang yang dapat menginfeksi burung dan mamalia, termasuk manusia. Pada tahun 2019 Muncul virus baru Covid – 19 yaitu Virus Corona 2019 yang berasal dari Wuhan, China. Virus ini dapat menular dari manusia ke manusia dengan berbagai cara, bisa masuk ke tubuh lewat Mulut, Hidung dan Mata. Virus ini adalah Penyakit yang menyebabkan penyakit pernapasan (seperti flu) dengan gejala seperti batuk, demam, dan dalam kasus yang lebih parah, kesulitan bernafas. Anda dapat melindungi diri dengan sering mencuci tangan, menghindari menyentuh wajah, dan menghindari kontak dekat (1 meter) dengan orang-orang yang tidak sehat. Virus Corona memiliki masa inkubasi, Melansir Worldometers, WHO dan Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit Amerika Serikat meyakini bahwa masa inkubasi virus adalah 2 hingga 14 hari.
Baca juga : Gejala VIrus Corona 2019 yang perlu di perhatikan
Mengenai masa inkubasi, sejumlah penelitian menyatakan masa inkubasi virus corona adalah 2-14 hari. Sementara, gejalanya, menurut beberapa penelitian, akan terlihat pada hari ke-5. Berita mengenai ini masih terus diikuti dan menjadi salah satu berita yang banyak dibaca di laman Tren sepanjang Kamis (2/4/2020) hingga Jumat (3/4/2020).
Masa inkubasi adalah waktu antara seseorang terpapar hingga dirinya menunjukkan gejala awal. “Biasanya akhir masa inkubasi ditandai dengan timbulnya gejala seperti batuk dan demam. Mencari tahu berapa lama waktu yang diperlukan sampai gejala Virus corona muncul sangat relevan bagi Anda untuk berpikir mengenai berapa lama Anda harus benar-benar memantau orang untuk memastikan mereka tak terinfeksi,” ujar Lauren Ancel Meyers, seorang profesor biologi integratif dari Universias Texas, seperti diberitakan Business Insider, 10 Maret 2020.
Sejumlah peneliti dari Johns Hopkins University melakukan penelitian, yang kemudian diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa masa inkubasi rata-rata dari virus corona adalah 5 hari. Para peneliti Johns Hopkins menganalisis dari 181 kasus virus corona yang terdeteksi pada 4 Januari 2020 hingga 24 Februari 2020 di luar Provinsi Hubei, China. Mereka fokus pada kasus-kasus di mana pasien sakit setelah melakukan perjalanan ke sebuah provinsi dengan diagnosis dikonfirmasi di tempat lain. Tujuannya, agar lebih memudahkan untuk mengurai periode inkubasi tiap pasien.
“Ini memberi Anda gambaran mengenai seberapa cepat virus akan menyebar, jika Anda ingin memproyeksikan berapa banyak pasien yang Anda temui,” ujar Stephen Morse, seorang ahli epidemiologi Universitas Columbia. Ini juga membantu menginformasikan kepada Departemen Kesehatan mengenai berapa lama mereka perlu memantau orang yang berisiko tanpa kehilangan kasus.
Apakah karantina 14 hari cukup?
Amerika Serikat dan banyak negara lain telah merumuskan kebijakan karantina Virus Corona berdasarkan masa inkubasi 14 hari. Meski demikian, terdapat sejumlah kekhawatiran bahwa periode 2 minggu tidak cukup. Penelitian yang diterbitkan Journal of American Medical Association menunjukkan, masa inkubasi pasien adalah 19 hari. Studi lain juga menyebut masa inkubasi hingga 24 hari.
Akan tetapi, para peneliti Johns Hopkins berpandangan, berdasarkan perhitungan yang mereka lakukan, untuk 10.000 orang yang dikarantina selama 14 hari, hanya 101 orang yang mengalami gejala setelah menjalani masa karantina. “Berdasarkan analisis kami terhadap data yang tersedia untuk umum, Rekomendasi saat ini yaitu 14 hari untuk pemantauan aktif atau karantina masuk akal, meskipun dengan periode itu, beberapa kasus akan terlewatkan dalam jangka panjang,” ujar Justin Lessler dari Asosiasi Professor di Departemen Epidemiologi Bloomberg.
cr : KOMPAS