Melintasi Lima Jalur Pendakian Gunung Lawu: Petualangan Menarik Penuh Mistis & Tantangan

You are currently viewing Melintasi Lima Jalur Pendakian Gunung Lawu: Petualangan Menarik Penuh Mistis & Tantangan

Sobat Naba pasti tahu kalau Gunung Lawu merupakan destinasi wisata alam yang sangat menarik yang terletak meliputi tiga daerah. Karanganyar di Jawa Tengah, Ngawi, dan Magetan di Jawa Timur. Tidak heran banyak pendaki yang menjadikannya sebagai tempat favorit. Wisata alam yang ditawarkan oleh Gunung Lawu begitu memukau dengan panorama yang menakjubkan. Khususnya Lawu Park yang pernah kamu dengar keseruan di dalamnya.

Pemandangan alamnya begitu memesona dan takkan membuatmu kecewa. Namun, tahukah kamu bahwa ada daya tarik lain yang membuat Gunung Lawu begitu istimewa? Daya tarik mistis yang melekat pada gunung ini memberikan nuansa berbeda yang tak bisa diabaikan.

Terletak di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, Gunung Lawu memiliki puncak-puncak yang menakjubkan seperti Hargo Dumiling, Hargo Dalem, dan Hargo Dumilah yang menjadi puncak tertinggi. Pendaki sejati sering mengatakan bahwa mendaki Gunung Lawu adalah suatu keharusan dalam perjalanan petualangan mereka. 

Tidak hanya tentang keindahan alamnya, tetapi juga tentang daya tarik mistis yang begitu kuat. Kepercayaan dan cerita mistis yang mengelilingi gunung ini menambahkan elemen misteri dan ketegangan dalam setiap langkah pendakianmu. Kalau kamu mengunjungi wisata Magetan ke Telaga Sarangan, jangan lewatkan wisata pendakian Gunung Lawu ini, ya Sobat Naba.

Jadi, jika kamu ingin merasakan sensasi wisata alam yang memesona sekaligus merasakan sentuhan mistis yang menyelimuti Gunung Lawu, jangan ragu untuk mengunjunginya. Rasakanlah magisnya momen saat berada di puncak gunung dan biarkan dirimu terhanyut oleh pesona alam dan cerita mistis yang tak terlupakan. Gunung Lawu bukan hanya destinasi pendakian biasa, melainkan pengalaman yang akan menguji keberanian dan memukau indra serta hati nuranimu. Berikut Naba Transport sajikan ulasannya.

4 Hal Menarik Yang Kamu Temui di Gunung Lawu

1. Salah Satu Gunung Yang Terkenal Dengan Kemistisannya!

Source : pikiran-rakyat.com

dengan pesonanya yang memikat, menyimpan beragam misteri yang tak tergoyahkan. Salah satu misteri yang menebar kegelapan adalah legenda Burung Jalak Gading. Konon, burung ini dianggap sebagai jelmaan dari Kyai Jalak yang menguasai alam gaib. Cerita mistis seputar burung ini telah menyatu erat dengan identitas Gunung Lawu, menambahkan sentuhan magis pada petualangan pendaki yang berani menaklukkan puncaknya. 

Selain itu, ada pula kisah tak less menyeramkannya, yaitu mitos kehadiran Pasar Setan di lereng Gunung Lawu. Dipercaya sebagai pasar yang hanya dapat dilihat oleh mata yang terlatih secara gaib, pasar ini kabarnya ramai dengan dagangan dari dunia lain. Meski mungkin hanya mitos, kehadiran Pasar Setan telah membumbui cerita mistis yang melingkupi gunung ini.

Namun, misteri tak berhenti di situ. Sendang Drajat, sumber air yang dianggap suci, menambah lapisan keunikan Gunung Lawu. Mitos yang beredar mengatakan bahwa air dari sendang ini memiliki kemampuan gaib untuk memberikan keabadian kepada siapa saja yang berani mencicipinya. 

Tidak hanya sebagai sumber air yang melegenda. Sendang Drajat juga menjadi tempat meditasi dan ritual spiritual bagi mereka yang mencari kedamaian dalam keruhunan gunung. Dalam setiap percikan airnya, Gunung Lawu tak hanya menampilkan pemandangan alam yang luar biasa, tetapi juga mengajak kita merenungi jejak-jejak mistis yang terpatri dalam setiap lekuk tanahnya.

2. Memiliki Tiga Puncak Pendakian

Gunung Lawu
Source : 2.bp.blogspot.com

Ada tiga puncak kokoh yang memanggil pendaki dengan pesonanya yang tak terbantahkan. Di antara ketiganya, Hargo Dumilah menjulang sebagai puncak tertinggi, memimpin barisan puncak yang mempercantik Gunung Lawu. Hargo Dumilah bukan hanya titik paling tinggi, tapi juga penuh tantangan yang memotivasi para petualang gunung. Melalui jalur berliku, menjelajahi alam yang menguji, pendaki berjuang keras sampai ke puncak ini, di mana hadiahnya adalah pemandangan memukau yang begitu memuaskan.

Tidak kalah menarik, terdapat pula Hargo Dalem dan Hargo Dumiling, dua puncak lain yang turut menambahkan keindahan panorama Gunung Lawu. Hargo Dalem, dengan kehebatannya, memberikan pengalaman pendakian yang tak terlupakan, sementara Hargo Dumiling memberi sudut pandang baru tentang cara alam memeluk puncak gunung dengan lembut. Setiap puncak memiliki cerita dan tantangannya sendiri, menawarkan pengalaman mendaki yang beragam dan memuaskan. Dengan tiga pilihan luar biasa ini, Gunung Lawu bukan hanya tujuan, tapi juga menjadi saksi bisu bagi setiap langkah berani yang berhasil mencapainya.

3. Warung Mbok Yem, Warung Tertinggi di Indonesia!

Gunung Lawu
Source : kompas.com

Terletak sekitar 3.150 meter di atas permukaan laut, hanya terpisah 115 meter dari puncak gunung yang megah. Terdapat kedai warung tertinggi di Indonesia, yaitu Warung Mbok Yem, yang sudah ada sejak tahun 1980-an. Nama asli pemiliknya, Wakiyem, telah terkenal dalam sejarah Gunung Lawu khususnya dalam menjalankan warung puncak Lawu yang dikenal sebagai ‘Argo Dalem’ selama 35 tahun lamanya.

Bagi para pendaki yang mengukir jejak di Gunung Lawu, Warung Mbok Yem adalah oase yang tak ternilai. Selain menyajikan hidangan yang mengembalikan energi, tempat ini juga menjadi tempat pemberhentian yang sempurna. Terlebih lagi, dalam perjalanan mendaki Gunung Lawu, kehadiran Warung Mbok Yem menjadi tempat untuk mengistirahatkan tubuh dan meremajakan semangat pendaki. 

Selain itu, fakta menarik tentang Warung Mbok Yem adalah berbagai menu yang ditawarkannya. Salah satu andalannya adalah nasi pecel dengan telur ceplok, yang bisa dinikmati dengan harga Rp15 ribu. Tidak hanya itu, nasi soto juga menjadi salah satu menu istimewa yang dihadirkan oleh Warung Mbok Yem.

Warung ini bertempat di lokasi yang strategis, berada di persimpangan tiga jalur pendakian, yakni via Cemoro Sewu, Comoro Kandang, dan Cetho. Hal ini menjadikan Warung Mbok Yem menjadi tempat ramai para pendaki. Meskipun antrean panjang seringkali menguji kesabaran, kehadiran warung ini yang telah berusia lebih dari tiga dekade di puncak Gunung Lawu memberikan bantuan tak ternilai bagi para pendaki dalam menjalani perjalanan yang penuh tantangan.

4. Malam Satu Suro, Cemoro Sewu Menjadi Jalur Pendakian

Gunung Lawu
Source : Google

Setiap tahunnya, gelombang pendaki yang memilih jalur Cemoro Sewu, Plaosan, Magetan, Jawa Timur menuju puncak Gunung Lawu semakin melonjak tajam saat malam 1 Suro, yaitu saat pergantian Tahun Baru Islam. Fenomena ini terlihat dari peningkatan jumlah pendaki yang mencapai angka ratusan orang. Tidak hanya sekadar liburan ala pendakian, banyak dari mereka memiliki tujuan yang lebih dalam, yaitu menjalankan ritual “Suroan” di puncak Gunung Lawu. 

Malam 1 Suro menjadi momen berharga bagi para peziarah yang ingin menghormati tradisi dengan melaksanakan ritual ziarah ke beberapa petilasan yang tersebar di kawasan Gunung Lawu. Salah satu petilasan yang menjadi pusat perhatian adalah tempat moksa Raja Terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya V. Berlokasi di Hargo Dalem, tepat di bawah Puncak Hargo Dumilah, petilasan ini memegang makna sejarah yang dalam. 

Aktivitas ziarah dan ritual yang dilakukan di Gunung Lawu telah menjadi bagian dari kehidupan gunung ini, dan momen malam 1 Suro menjadi saat yang sangat khusus untuk melaksanakan praktik-praktik spiritual ini. Dalam suasana yang memikat dan penuh makna, Gunung Lawu tak hanya menjadi tujuan pendakian fisik, tetapi juga panggung persembahan batin bagi mereka yang datang untuk menghormati warisan dan tradisi yang telah melekat kuat di puncaknya.

Jalur Pendakian Resmi Gunung Lawu

Gunung Lawu terletak di
Source : blog.eigeradventure.com

Keindahan matahari terbenam atau terbit yang memukau, panorama luas hamparan lautan awan, hutan yang rimbun, lembah yang menawan, serta pesona bunga edelweis yang memikat, semuanya seperti medan magnet yang tak boleh diabaikan oleh para pecinta pendakian. 

Gunung Lawu adalah surga yang mengundang siapa saja yang memiliki hobi mendaki untuk merasakan pesona-pesona ini.Secara resmi, Gunung Lawu memiliki lima jalur pendakian yang menawarkan pengalaman yang berbeda. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai kelima jalur tersebut.

1. Jalur Via Cemoro Sewu

Jalur pendakian ini memang menjadi yang paling diminati oleh para pendaki. Basecamp pendakian berlokasi di Jl. Sarangan, Ngancar, Kec. Plaosan, Kabupaten Magetan. Dengan jarak tempuh yang relatif singkat menuju puncak, jalur ini telah meraih popularitas tinggi di kalangan pendaki. 

Keunikan lainnya adalah jalur ini telah diubah menjadi berbatu, bukan lagi makadam, sehingga aman untuk digunakan baik pada musim kemarau maupun saat hujan. Poin menarik lainnya, di setiap pos dalam jalur ini terdapat penjual makanan yang siap menjamu para pendaki. 

Dengan demikian, kekhawatiran kehabisan logistik dapat teratasi dengan mudah. Sebuah jalur yang tidak hanya menawarkan tantangan mendaki yang menarik, tetapi juga memperhatikan kenyamanan dan keamanan pendaki sepanjang perjalanan.

2. Jalur Via Cemoro Kandang

Basecamp Cemoro Kandang terletak di Kabupaten Karanganyar, tetapi dari segi geografis, basecamp ini berdekatan dengan Basecamp Cemoro Sewu dengan jarak hanya sekitar 200 meter. Terletak di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, jalur pendakian dari basecamp ini menawarkan perjalanan dengan jarak tempuh yang cukup panjang. 

Meskipun jalurnya relatif landai, namun tetap terdiri dari tanah dan jalan setapak yang dominan, yang berarti pendakian di musim penghujan dapat menjadi tantangan karena jalur ini berpotensi menjadi licin. Tetap hati-hati saat menjajaki jalur ini untuk memastikan keamanan dan kenyamanan selama pendakian.

3. Candi Via Cetho

Berlokasi dengan tepat di Cetho, Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, jalur pendakian ini menawarkan pengalaman luar biasa. Meski memiliki jarak yang cukup panjang, rute ini sungguh patut dijelajahi karena di sepanjang perjalanan, pendaki akan disuguhi pemandangan savana yang memesona. Tidak hanya itu, keindahan tak terhingga juga menanti di Candi Cetho, sebuah tempat wisata ikonik yang menjadi bagian tak terpisahkan dari jalur ini. Butuh waktu sekitar 2-3 hari untuk menjelajahi setiap titiknya, sebelum akhirnya mencapai puncak tertinggi Gunung Lawu, Hargo Dumilah.

Untuk kamu yang berencana untuk lakukan pendakian, selain menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan rental mobil. Terdapat tiga pilihan rute untuk mencapai basecamp jalur pendakian ini, yaitu: 

Rute Tawangmangu: Mulailah dengan menaiki bus jurusan Solo dan turun di Terminal Karangpandan. Perjalanan bisa dilanjutkan dengan naik minibus yang menuju Karangpandan-Kemuning. Setibanya di Pasar Kemuning atau Pertigaan Nglorog, pendaki dapat melanjutkan perjalanan menggunakan ojek hingga mencapai Candi Cetho; Rute Solo: Bagi yang memilih rute ini, awalilah dengan menaiki bus menuju Terminal Tawangmangu dan berhenti di Terminal Karangpandan. Lanjutkan perjalanan dengan menggunakan minibus yang sama menuju Karangpandan-Kemuning, mengikuti langkah serupa dengan rute sebelumnya; Rute Jakarta: Untuk pendaki dari Jakarta, alternatif ini bisa menjadi pilihan. Naiklah kereta menuju Stasiun Balapan Solo. Setelah tiba di sana, melanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojek atau angkot hingga Terminal Tirtonadi, atau kamu bisa sewa mobil Solo dan kemudian melanjutkan perjalanan sebagaimana pada rute sebelumnya. Dengan berbagai pilihan rute ini, pendaki dapat menyesuaikan perjalanan mereka sesuai dengan preferensi dan kemudahan akses yang diinginkan.

4. Jalur Via Singolangu

Basecamp-nya terletak di Desa Sarangan, Kecamatan Plaosan, Magetan, dan berdekatan dengan Danau Sarangan. Jalur ini memiliki nilai sejarah yang luar biasa, digunakan oleh Raja Brawijaya dalam perjalanan spiritualnya menuju puncak Gunung Lawu. Ketika memilih jalur Singolangu, setidaknya ada beberapa petilasan penting yang akan ditemui. Salah satunya adalah petilasan Watu Lapak dan Cemoro Lawang. Selain nilai sejarah, keunikan jalur ini terletak pada keberadaan tanah lapang yang luas. Hal ini memungkinkan pendaki untuk menikmati matahari terbenam atau terbit dengan bebas, menjadikan jalur ini sebagai pilihan yang sempurna bagi mereka yang ingin merasakan keindahan sunset atau sunrise yang menakjubkan.

5. Jalur Via Tambak

Meskipun masih belum banyak yang mengenal jalur pendakian ini, jangan remehkan keindahannya – sama menariknya dengan jalur-jalur lainnya. Terletak di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, jalur ini memiliki sejarah yang kaya dimana dahulu digunakan oleh Abdi Dalem Keraton untuk mencapai Puncak Gunung Lawu. Jalur ini ditandai oleh jalur setapak yang cukup terjal, membutuhkan kewaspadaan ekstra selama pendakian.

Tak hanya itu, jalur ini juga berhubungan dengan jalur pendakian melalui Cemoro Kandang, dan keduanya akan bersatu di Sunset Camp jalur Cemoro Kandang. Melalui jalur ini, pendaki akan memasuki taman bunga edelweis yang memukau. Keberuntungan mungkin menghampiri jika kamu berkesempatan menemukan bunga edelweis ungu yang jarang terlihat, menambah daya tarik dan keunikan pengalaman pendakianmu.

Untuk kamu yang akan melakukan pendakian di Gunung Lawu. Jangan bingung untuk menuju akses pos gerbang rute pendakian. Demi kenyamanan dan fleksibilitas, kamu bisa manfaatkan layanan sewa mobil harian hanya di Naba Transport. Saat kamu merencanakan petualangan mendaki yang tak terlupakan, kami hadir untuk memudahkan perjalanan. 

Dengan armada kendaraan yang berkualitas dan terawat, kami siap membantu kamu mencapai lokasi wisata ini dengan aman dan nyaman. Tidak perlu khawatir tentang transportasi, karena kami menyediakan pilihan mobil yang sesuai dengan kebutuhan dan jumlah anggota rombongan, seperti rental mobil xpander atau sewa mobil avanza. Jadi, Sobat Naba jangan ragu untuk menggunakan layanan rental mobil  untuk nikmati momen luar biasa saat akan mendaki Gunung Lawu tanpa repot memikirkan akses rute perjalanan.

Call Us

WhatsApp / Call

Follow Us

Share This :